Minggu, 10 November 2013

Digital Sculpting 2

Digital Sculpting
Digital sculpting, Virtual sculpting atau sering disebut computer sculpting merupakan suatu pemodelan geometrik. Bill dan Lodha (Bill and Lodha, 1994) memberikan definisi  virtual sculpting sebagai pemodelan geometrik yang interaktif dimana tujuan dan cara-cara sculpture tradisional diemulasikan. Tujuan yang dimaksud adalah mendesain objek 3D yang  free-form. Sedangkan cara-cara yang dimaksud adalah manipulasi secara langsung terhadap bahan dengan menggunakan tangan atau manipulasi secara tidak langsung dengan menggunakan peralatan sculpting (sculpting tools). Pada  Virtual sculpting, ada beberapa hal yang harus dipenuhi. Yang pertama, representasi objek yang digunakan haruslah memiliki karakteristik yang semirip-miripnya dengan bahan-bahan pada kehidupan nyata, dan bisa membentuk bentuk yang sebebas-bebasnya. Kedua, representasi objek yang digunakan memungkinkan objek dapat dirender dengan cepat, agar tidak menjadi hambatan dalam proses sculpting yang real-time. Ketiga, desain dan mekanisme kerja  virtual sculpting tools (untuk selanjutnya,  virtual sculpting  tools akan disebut dengan  tool) harus seintuitif mungkin dan dapat digunakan untukmelakukan manipulasi bentuk serumit mungkin. Keempat, komputasi yang dilakukan untuk proses  sculpting tidak terlalu komplek, sehingga proses sculpting bisa dilakukan secara real-time. Beberapa sistem  virtual sculpting telah dikembangkan sebelumnya. Sederberg dan Parry mengenalkan  Free-Form Deformation (FFD) untuk melakukan solid modeling (Sederberg and Parry, 1986). Pada FFD, penggunaan  tool sulit diterapkan karena manipulasi objeknya bersifat tidak langsung. Hsu, Huges, dan Kaufman mengenalkan  Direct Manipulation Free-Form Deformation (DMFFD), yang merupakan pengembangan dari FFD (Hsu, Huges, dan Kaufman, 1992). Pada DMFFD, penerapan  tool menjadi lebih mudah. Hsu menggunakan  tool sederhana untuk melakukan operasi pushing dan pulling pada vertex-vertex yang dipilih. Hilton dan Egbert (Hilton dan Egbert, 1994) mengenalkan tool berbasis vector field. Collision detection antara  tool dan objek ditentukan dengan melihat apakah titik-titik objek berada didalam wilayah  tool. Disini bentuk-bentuk  tool yang dapat diterapkan terbatas pada bentuk-bentuk sederhana. Bill dan Lodha (Bill and Lodha, 1994) pada sistem yang dinamai SAM-IAM, memanfaatkan persamaan superkudratik untuk mendefinisikan  tool, yang digunakan untuk melakukan pemodelan pada polygon mesh.
Sculpting Technology
Suatu sistem  virtual sculpting telah dibangun dengan menggunakan metode yang diajukan. Dengan model  tool yang diajukan,  tool dapat dibentuk dalam bentuk-bentuk yang rumit dan dapat dengan mudah dibuat dari gambar sketsa. Kemampuan pemodelan sistem sangat baik. Pemodelan dapat dilakukan secara intuitif dan real-time. Dengan menggunakan sistem yang dibangun, pengguna yang belum berpengalaman dapat menciptakan model yang cukup rumit dalam waktu yang cukup singkat. Kecepatan deformasi yang dihasilkan oleh metode yang diajukan sangat baik. Kecepatan yang dihasilkan memungkinkan pengguna dapat melakukan pemodelan secara  real-time dengan benar-benar nyaman.

Sumber : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-15742-Paper-489023.pdf
              


Tidak ada komentar:

Posting Komentar