Digital Sculpting
Digital sculpting, Virtual sculpting atau sering disebut
computer sculpting merupakan suatu pemodelan geometrik. Bill dan Lodha (Bill
and Lodha, 1994) memberikan definisi
virtual sculpting sebagai pemodelan geometrik yang interaktif dimana
tujuan dan cara-cara sculpture tradisional diemulasikan. Tujuan yang dimaksud
adalah mendesain objek 3D yang
free-form. Sedangkan cara-cara yang dimaksud adalah manipulasi secara
langsung terhadap bahan dengan menggunakan tangan atau manipulasi secara tidak
langsung dengan menggunakan peralatan sculpting (sculpting tools). Pada Virtual sculpting, ada beberapa hal yang
harus dipenuhi. Yang pertama, representasi objek yang digunakan haruslah
memiliki karakteristik yang semirip-miripnya dengan bahan-bahan pada kehidupan
nyata, dan bisa membentuk bentuk yang sebebas-bebasnya. Kedua, representasi
objek yang digunakan memungkinkan objek dapat dirender dengan cepat, agar tidak
menjadi hambatan dalam proses sculpting yang real-time. Ketiga, desain dan
mekanisme kerja virtual sculpting tools
(untuk selanjutnya, virtual
sculpting tools akan disebut dengan tool) harus seintuitif mungkin dan dapat
digunakan untukmelakukan manipulasi bentuk serumit mungkin. Keempat, komputasi
yang dilakukan untuk proses sculpting
tidak terlalu komplek, sehingga proses sculpting bisa dilakukan secara
real-time. Beberapa sistem virtual
sculpting telah dikembangkan sebelumnya. Sederberg dan Parry mengenalkan Free-Form Deformation (FFD) untuk melakukan
solid modeling (Sederberg and Parry, 1986). Pada FFD, penggunaan tool sulit diterapkan karena manipulasi
objeknya bersifat tidak langsung. Hsu, Huges, dan Kaufman mengenalkan Direct Manipulation Free-Form Deformation
(DMFFD), yang merupakan pengembangan dari FFD (Hsu, Huges, dan Kaufman, 1992).
Pada DMFFD, penerapan tool menjadi lebih
mudah. Hsu menggunakan tool sederhana
untuk melakukan operasi pushing dan pulling pada vertex-vertex yang dipilih.
Hilton dan Egbert (Hilton dan Egbert, 1994) mengenalkan tool berbasis vector
field. Collision detection antara tool
dan objek ditentukan dengan melihat apakah titik-titik objek berada didalam
wilayah tool. Disini bentuk-bentuk tool yang dapat diterapkan terbatas pada
bentuk-bentuk sederhana. Bill dan Lodha (Bill and Lodha, 1994) pada sistem yang
dinamai SAM-IAM, memanfaatkan persamaan superkudratik untuk mendefinisikan tool, yang digunakan untuk melakukan
pemodelan pada polygon mesh.
Sculpting
Technology
Suatu sistem virtual
sculpting telah dibangun dengan menggunakan metode yang diajukan. Dengan
model tool yang diajukan, tool dapat dibentuk dalam bentuk-bentuk yang
rumit dan dapat dengan mudah dibuat dari gambar sketsa. Kemampuan pemodelan
sistem sangat baik. Pemodelan dapat dilakukan secara intuitif dan real-time.
Dengan menggunakan sistem yang dibangun, pengguna yang belum berpengalaman
dapat menciptakan model yang cukup rumit dalam waktu yang cukup singkat.
Kecepatan deformasi yang dihasilkan oleh metode yang diajukan sangat baik.
Kecepatan yang dihasilkan memungkinkan pengguna dapat melakukan pemodelan
secara real-time dengan benar-benar
nyaman.
Sumber : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-15742-Paper-489023.pdf
Sumber : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-15742-Paper-489023.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar